you ip

Jumat, 04 November 2011

Bahasa Indonesia dan Pemanfaatan Pada Tataran Ilmiah

*Pengertian Bahasa

Ada banyak sekali pengertian bahasa menurut para ahli. Berikut pembahasan singkatnya :

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

Tarigan (1989:4) mengungkapkan pendapat yang mirip dengan Owen, beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.

Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.

Masih banyak para ahli yang menyampaikan pendapatnya mengenai definisi bahasa. Namun, dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa bahasa haruslah berupa bunyi atau suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia untuk saling berinteraksi.

*Pemanfaatan Bahasa Pada Tataran Ilmiah

Pada dasarnya bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang telah digunakan dari kita kecil dan oleh semua aspek masyarakat Indonesia, mulai dari bentuk lisan maupun tulisan. Dari segi tulisan, pemanfaatan bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah. Tapi tidak lepas juga dalam ejaan ataupun kesalah dalam penulisan sebuah karya ilmiah, seharusnya dalam sebuah penulisan ilmiah harus mengikuti aturan atau tata cara yang ada. Agar penulisan yang disampaikan berkesan berisi dan mempunyai bobotnya, dan kata-katannya pun sopan, jelas dan bisa cepat dimegerti pembaca. Berikut adalah contoh wacana ilmiah :

Mengenal Diri Sendiri

Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.

1. Jawablah dengan jujur, apakah anda benar-benar mengenal diri anda sendiri ?

Ada banyak metode mengenal diri. Salah satunya adalah dengan mengisi kuisioner. Apa pun bentuk metode yang dipilih, tuntutan dasarnya adalah seseorang harus jujur pada dirinya sendiri. Ambil contoh ringan, banyak orang tidak jujur saat mengisi kuisioner mengenai dirinya, terlebih lagi bila hasil kuisioner tersebut dinilai oleh pihak lain. Mereka mengira dengan menulis jawaban yang ideal, mereka akan mendapatkan hasil penilaian yang baik, padahal mereka sedang membohongi diri mereka sendiri, yang justru mengagalkan proses pengembangan diri. Penyebab utamanya adalah karena banyak orang bersikap untuk memenuhi harapan orang lain. Ketidakjujuran dan ketidakmampuan untuk bersikap apa adanya membuat mereka tidak menjadi diri mereka sendiri.

2. Apakah anda jujur pada diri anda sendiri ?

Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa mandek dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali pula orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.

3. Maukah anda memaafkan segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati lapang ?

Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat, usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara seseorang dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi efektif dengan orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik yang baik dengan dirinya sendiri. Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?” Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.

4. Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri ?

Salah satu bentuk disiplin yang menuntun pada pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan, pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri sendiri. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi, khusyu’, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran, perasaan, kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier. Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih berganti.

5. Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri ?

Banyak orang mengaburkan arti menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan dirinya seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik. Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah kemajuan karir.

KEGIATAN ALTERNATIF

Ambil waktu senggang, carilah suasana tenang. Persiapkan diri anda untuk melakukan kegiatan ini. Mungkin kegiatan ini akan berlangsung selama 30 menit atau lebih. Dalam melaksanakan kegiatan ini bersikaplah seperti menonton film kehidupan anda. Jangan biarkan emosi anda terlibat. Berusahalah untuk menerima apa yang telah terjadi. Bila anda bermaksud menafsirkan apa yang mungkin terlintas dalam kegiatan ini, maka anggaplah bahwa tidak ada sesuatu pun yang sia-sia, selalu bertujuan, dan baik bagi pengembangan diri.

Ambillah secarik kertas, tuliskan nama, tempat dan tanggal lahir, dan data pribadi anda lain yang patut anda ketahui. Mampukah anda mengenal diri anda melalui data-data yang anda tulis sendiri sembari melepaskan segala harapan-harapan, ketakutan dan kecemasan yang mungkin pernah ditanamkan dalam benak anda? Mampukah anda melihat diri anda melalui data-data yang anda tulis dengan cara pandang yang polos dan sederhana? Apakah anda bisa menyadari bagaimana kepribadian yang biasa anda kenakan dalam kehidupan sehari-hari?
Kini tuliskan riwayat pekerjaan anda. Anda bisa memulainya dari awal atau akhir. Yang penting adalah anda mampu melihat seluruh riwayat pekerjaan anda secara utuh. Mungkin di saat menulis itu, anda teringat pada hal-hal yang menyenangkan atau menyedihkan. Biarkan saja. Sekali lagi, pandanglah catatan riwayat pekerjaan anda sesederhana mungkin. Tetapi amati setiap kecenderungan yang muncul yang menerbitkan kegembiraan dalam pekerjaan anda.
Tuliskan riwayat pendidikan anda, sejak kecil hingga sekarang. Tuliskan pula ketrampilan dan hal-hal apa yang pernah anda pelajari. Sebagian mungkin semakin terasah. Sebagian lain terlupakan. Lihatlah seluruh riwayat pendidikan dan pengajaran anda secara utuh. Amati setiap kecenderungan yang membuat hidup anda terasa menyenangkan. Apakah anda mampu menemukan hubungan antara pendidikan anda dengan pekerjaan anda sekarang?
Cobalah menulis kegiatan-kegiatan yang anda lakukan. Biasanya itu adalah kegiatan yang menyenangkan dan membuat hidup terasa penuh gairah. Bisa berupa hobi, petualangan, organisasi sosial, agama, seni, olahraga, dan lain-lain. Apakah anda menemukan hubungan antara kegiatan-kegiatan ini dengan pekerjaan dan karir anda sekarang?
Lihatlah diri anda kini secara utuh, sekali lagi dengan pandangan yang polos dan sederhana (tanpa dibebani harapan akan masa depan dan penyesalan pada masa lalu), mampukah anda menemukan diri anda sekarang sebagai sebuah simpul dari benang-benang masa lalu? Bisakah anda menemukan hubungan dari semua ini?

Berjalan di atas potensi dan bakat diri selalu berkaitan erat dengan kebahagiaan dan gairah hidup. Bila anda benar-benar mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan potensi dan bakat, anda akan menemukan kegembiraan dan energi yang luar biasa besar. Kegiatan di atas hanya selembar kegiatan alternatif untuk mengenal titik-titik potensi yang memicu kebahagiaan dalam diri (bila sekarang anda masih bisa merasakan gairah atas kegiatan anda di masa lalu, maka itu adalah gairah yang muncul dari potensi diri anda.) Tentu takkan cukup lima point kegiatan di atas untuk benar-benar mengenal diri, karena mengenal diri adalah proses yang terus berjalan – bahkan hingga akhir hayat. Namun setidaknya, dengan sedikit demi sedikit menguak apa yang ada dalam diri, anda akan menemukan sesuatu hal aturan sederhana: bahwa hanya dengan menjadi diri sendirilah seseorang menemukan kebahagiaan sejatinya. Dan, pengembangan diri semestinya bertujuan untuk menemukan kebahagiaan diri yang sejati, bukan yang lain.

Referensi :

http://mbuw.blogspot.com/2010/10/wacana-yang-membedakan-pemanfaatan.html

http://joerig.wordpress.com/2007/06/20/mengenal-diri-sendiri/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar